Mungkin bukan saya saja yang merasa khawatir dengan masalah ini. Calon ibu yang lain atau bahkan yang sudah resmi jadi seorang ibu pun suka rada-rada parno sama nasib anaknya..
..dan bertanya-tanya bagaimana sebenarnya pendidikan anak yang baik. Mulai dari pendidikan di rumah, lingkungan, maupun sekolah.
Apalagi saat ini zaman makin tak karuan, sudah tak terkendalikan.
Sekarang banyak anak-anak yang tak takut melakukan kenakalan..
.. dan.. Yang paling ngeri anak-anak sudah keranjingan hape (handphone)..
Berbagai masalah anak-anak jaman sekarang, seolah-olah menjadikan usaha yang dilakukan ortu maupun guru dalam mendidik sudah tidak lagi mempan. Hmm.. Pening pala mamak (masih calon mamak ding ^^)
Saya berfikir, jika pendidikan anak yang dilakukan oleh semua orang tidak mempan, berarti ada yang keliru dan harus dilakukan perbaikan.
Saat ini banyak sekali pendidikan yang harus di tempuh anak, mulai dari pendidikan formal maupun informal. Dari semua pendidikan yang ada, pasti ada pendidikan yang paling penting yang harus diutamakan.
Tapi pendidikan apakah itu?? Apakah itu pendidikan formal??
Banyak orang tua berfikir bahwa pendidikan formal itu paling utama dan sudah cukup untuk mendidik anak-anaknya.
Tapi, kenyataannya jika hanya dengan pendidikan formal anak sekolah tetap bermasalah, mulai dari hobi gadgetan, pacaran, sampai tawuran (Naudzubillah).
Oke, sepertinya pendidikan formal bukan pendidikan utama. Bukan berarti pendidikan formal tidak penting ya..
..tapi pasti ada yang paling penting. Karena menurut saya sistem pendidikan formal lebih dominan mengasah skill dan kemampuan.
Sebenarnya pendidikan apakah yang paling penting?
Kalau dilihat dari problematika saat ini, masalah anak-anak zaman now bukan pada skill dan kemampuan tapi pada aspek kelakuan.
Bisa kita lihat bersama-sama sikap dan perilaku anak-anak saat ini berbeda jauh dengan anak-anak jaman dulu.
Jika dulu sikap sopan santun kepada yang lebih tua dan rasa malu masih tertanam dalam diri anak.
Sedangkan sekarang anak-anak jojong saja (baca: abai saja; cuek) sama orang yang lebih tua. Dan tidak segan-segan berbuat yang nggak-nggak.
So, siapa yang harus bertanggung jawab dalam hal ini?
Tentu saja yang harus bertanggung jawab yaitu orang tuanya..
Anak itu kan ketika dilahirkan belum ngerti apa-apa, belum punya dosa apa-apa.. Masih seperti memori kosong..
..yang membuat dia mau jadi apa tergantung orang tua nya.. Tergantung didikan ortunya..
Kesimpulannya pendidikan yang paling penting itu berasal dari orang tuanya.
Tapi, pendidikan apa itu??
Pendidikan tersebut yaitu pendidikan karakter/sikap.
Nah.. pertanyaan selanjutnya pendidikan karakter/sikap yang seperti apa?
Setelah saya mengikuti kajian (ceramah Islam) tentang pendidikan anak, ternyata yang harus diutamakan adalah pendidikan pada sikap beragama dalam hal ini bertauhid. Artinya dia (anak) mengenal Tuhannya dengan baik, kenal dengan penciptanya Allah Subhanahu Wata'ala.
Dari sejak dini kenalkan tentang tauhid, sehingga anak tahu untuk apa ia diciptakan. Anak yang senantiasa memiliki sikap beragama yang baik, maka dia akan bersemangat melakukan kebaikan dan takut melakukan keburukan.
Selanjutnya buat saya pribadi sebagai anak dari ibu dan bapak saya, pendidikan utama berikutnya yaitu pendidikan kasih sayang kedua orang tua atau yang mengasuh.
Pasti semuanya juga pernah mengalami, saat akan berbuat keburukan setelah ingat takut dosa selanjutnya suka ingat sama orang tua. Suka sedih gitu kalau ingat ortu, hiksss..
Jika karakter/sikap diatas sudah ada dalam diri anak, Insya Allah mereka akan selalu terjaga dari kenakalan. Walaupun nakal tapi akan cepat kembali lagi ke jalan yang benar..
Setelah pendidikan karakter/sikap sudah diterapkan, selanjutnya paling penting lagi berdo'a kepada Allah agar anak-anak kita senantiasa terjaga dalam kebaikan. Karena kita tidak bisa menjaga dan mengawasinya secara terus menerus selama 24 jam.
Jadi, pendidikan formal di sekolah oleh guru itu penting, tapi yang paling penting adalah pendidikan orang tua di rumah masing-masing.
Menjadi orang tua itu memang tidak mudah. Bahkan yang sudah bertahun-tahun jadi orang tua pun masih tetap harus belajar dan terus belajar.
Semoga kedepannya kondisi anak-anak jaman sekarang semakin membaik yaa..
..dan semoga kita dibimbing Allah untuk menjadi orang tua yang baik. Aamiin Ya Rabb..
Kalau dulu waktu kecil qodarullah saya kesulitan terutama dalam masalah keuangan. Jadinya selain diajari cara beriman dan berkelakuan, saya juga diajarin jualan. Dari bocah sudah sibuk sama barang dagangan.. Heuheu..
Katanya memang beda sih kalau mendidik anak dalam kondisi kekurangan dengan kondisi yang serba kecukupan. Kalau kehidupan serba kesulitan biasanya anak mudah dikasih pengertian (itu mah asumi dan katanya).
Tapi, itu mitos sepertinya.. Karena banyak juga yang kekurangan anak-anaknya malah kurang didikan dan yang terlahir dengan berbagai kecukupan hari-harinya selalu diliputi kebaikan.
Kalau begitu kita harus kembali lagi ke persoalan utama, bahwa yang menjadi masalah bukan kondisi kehidupan tapi faktor keimanan.
Barang siapa yang beriman, dia dihadapkan dalam kondisi seperti apapun baik baginya. Jika ditimpa kesulitan dia berada dalam kesabaran dan ketika kecukupan dia dalam kesyukuran.
Kesimpulan paling akhir, pendidikan paling penting dan harus diutamakan yaitu pendidikan tentang ketauhidan, sehingga anak-anak bisa menjadi insan beriman yang memiliki akhlak mulia.
Jika anak mau belajar tentang skill dan kemampuan pun akan jauh lebih aman, tentunya harus tetap dalam pengawasan.
..dan yang dipelajari harus ilmu-ilmu yang bermafaat, tak hanya untuk dunia tapi juga untuk akhirat.
Semoga saya dan kita semua senantiasa terjaga dalam hidayah dan diberi petunjuk dalam mendidik anak. Aamiin ya Rabb..
Karena pertanggung jawabannya berat Maaak.. Hmm..
Sekian untuk kali ini yaa, semoga catatan ini bermanfaat..
Advertisement
